Sate Telur Puyuh: Si Mungil yang Menggoda Selera
Januari 15, 2025 | by adjihermawan@students.amikom.ac.id

Aroma menggiurkan menguar dari gerobak sederhana di sudut jalan Malioboro. Pak Warno, penjual sate telur puyuh yang sudah 15 tahun menggeluti usaha ini, dengan cekatan membalik-balik tusukan sate di atas panggangan arangnya. Asap tipis membumbung, membawa wangi bumbu kacang yang menggoda selera para pejalan kaki yang lewat.
Berbeda dengan sate pada umumnya, sate telur puyuh hadir sebagai alternatif yang unik dan terjangkau. Setiap tusuk berisi 3-4 butir telur puyuh yang direbus sempurna, direndam dalam bumbu rahasia turun-temurun, lalu dipanggang hingga sedikit kecokelatan. Bumbu kacang yang menjadi pelengkapnya bukan sekadar bumbu biasa – ini adalah racikan khusus dengan campuran kacang tanah pilihan yang digiling halus, dicampur rempah-rempah tradisional seperti kemiri, bawang putih, dan cabai merah yang dihaluskan.
Di warung sederhana Pak Warno, kita bisa menemukan beberapa variasi sate telur puyuh. Ada yang original dengan bumbu kacang klasik, ada yang pedas dengan tambahan sambal, bahkan ada yang dicampur dengan potongan lontong dan sayuran segar. Harga yang ditawarkan pun sangat bersahabat, mulai dari Rp 2.000 per tusuk atau Rp 20.000 untuk porsi lengkap dengan lontong dan bumbu pelengkap.
Yang menarik, sate telur puyuh bukan sekadar jajanan pinggir jalan biasa. Di balik kesederhanaannya, makanan ini menyimpan nilai gizi yang cukup tinggi. Telur puyuh kaya akan protein, vitamin, dan mineral yang baik untuk tubuh. Dalam setiap porsi sate telur puyuh, kita bisa mendapatkan asupan protein berkualitas tanpa perlu merogoh kocek dalam-dalam.
Kisah Pak Warno sendiri menjadi cermin bagaimana makanan sederhana ini bisa menjadi penopang ekonomi keluarga. Berawal dari gerobak pinjaman dan modal pas-pasan, kini ia telah mampu menyekolahkan ketiga anaknya hingga perguruan tinggi. Setiap hari, ia menghabiskan sekitar 50 butir telur puyuh, yang ia beli langsung dari peternak lokal di pinggiran kota.
Di tengah maraknya franchise makanan modern, sate telur puyuh tetap mempertahankan eksistensinya. Para pecinta kuliner jalanan masih setia mengunjungi gerobak-gerobak sederhana ini, mencari cita rasa autentik yang sulit ditemukan di restoran mewah. Bahkan, beberapa hotel dan restoran mulai mengadopsi makanan ini sebagai bagian dari menu mereka, tentu dengan penyajian yang lebih modern.
Kehadiran sate telur puyuh juga membawa dampak positif bagi rantai ekonomi mikro. Dari peternak telur puyuh, pedagang bumbu di pasar tradisional, hingga para penjual yang berkeliling dengan gerobaknya, semuanya mendapat manfaat dari keberadaan kudapan sederhana ini.
Meski sederhana, sate telur puyuh adalah bukti nyata bagaimana makanan tradisional bisa bertahan di tengah gempuran kuliner modern. Dengan cita rasa yang khas dan harga yang terjangkau, tidak mengherankan jika makanan ini tetap dicari, dari pedagang kaki lima hingga restoran berbintang.
RELATED POSTS
View all